Waspadai 5 Penyakit yang Menyerupai Demam Berdarah Dengue/ DBD
5 Penyakit yang Menyerupai Demam Berdarah Dengue/ DBD - Ada banyak tanda dan gejala klinis yang ditimbulkan DBD yang mirip dengan gejala penyakit lain. Akibatnya, kerap kali terjadi kesalahan diagnosis penyakit. Berikut beberapa penyakit yang menyerupai DBD.
Penyebab “pitfall” atau kekeliruan tersebut adalah kerancuan dalam menginterpretasi hasil pemeriksaan Widal atau uji laboratorium menunjukkan hasil widal penderita meningkat, padahal belum tentu diakibatkan infeksi tifus. Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaam untuk mendeteksi antibodi atau kekebalan tubuh terhadap tifus.
Pada penyakit tifus pemeriksaan widal biasanya meningkat saat minggu kedua. Bila saat minggu pertama hasil pemeriksaan widal tinggi, maka mungkin harus dicurigai adanya “false positif” atau kesalahan hasil positif yang diakibatkan faktor lain.
Pada beberapa penelitian pendahuluan didapatkan beberapa penyakit infeksi virus atau infeksi DBD yang dapat meningkatkan reaksi tes widal. Peristiwa ini sering terjadi pada penderita hipersensitif atau penderita yang sering mengalami riwayat alergi.
Hal lain yang menyulitkan diagnosis adalah gejala demam tifoid pada penderita seringkali tidak khas dan sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik atau gejala saluran cerna seperti nyeri mual, muntah, diare dan sulit BAB.
Perbedaan sederhana dan mudah dilihat adalah pola kenaikan demamnya. Pada infeksi virus atau DBD seringkali demam mendadak tinggi dalam 2 hari awal dan akan menurun pada hari ke 3-5. Sedangkan sebaliknya pada demam tifus, demam akan semakin meningkat sangat tinggi setelah hari ke 3-5.
Namun terdapat perbedaan khas ruam pada DBD dan campak. Pada DBD, biasanya ruam akan berkurang saat hari ke 4 dan ke 5 dan akan menghilang setelah hari ke-6. Adapun pada campak, ruam timbul hari ke 3, setelah itu jumlah ruam menjadi semakin banyak. Setelah hari ke 6-7 warna merah berubah menjadi kehitaman hingga seminggu lamanya.
1. Demam Tifus
Demam tifus adalah penyakit yang sering dikelirukan dengan DBD. Seringkali seseorang didiagnosis DBD bersamaan dengan penyakit tifus. Padahal sangat jarang terjadi penyakit tersebut secara bersamaan.Penyebab “pitfall” atau kekeliruan tersebut adalah kerancuan dalam menginterpretasi hasil pemeriksaan Widal atau uji laboratorium menunjukkan hasil widal penderita meningkat, padahal belum tentu diakibatkan infeksi tifus. Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaam untuk mendeteksi antibodi atau kekebalan tubuh terhadap tifus.
Pada penyakit tifus pemeriksaan widal biasanya meningkat saat minggu kedua. Bila saat minggu pertama hasil pemeriksaan widal tinggi, maka mungkin harus dicurigai adanya “false positif” atau kesalahan hasil positif yang diakibatkan faktor lain.
Pada beberapa penelitian pendahuluan didapatkan beberapa penyakit infeksi virus atau infeksi DBD yang dapat meningkatkan reaksi tes widal. Peristiwa ini sering terjadi pada penderita hipersensitif atau penderita yang sering mengalami riwayat alergi.
Hal lain yang menyulitkan diagnosis adalah gejala demam tifoid pada penderita seringkali tidak khas dan sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik atau gejala saluran cerna seperti nyeri mual, muntah, diare dan sulit BAB.
Perbedaan sederhana dan mudah dilihat adalah pola kenaikan demamnya. Pada infeksi virus atau DBD seringkali demam mendadak tinggi dalam 2 hari awal dan akan menurun pada hari ke 3-5. Sedangkan sebaliknya pada demam tifus, demam akan semakin meningkat sangat tinggi setelah hari ke 3-5.
2. Demam Cikungunya
DBD seringkali mirip dengan infeksi virus menyebabkan Demam Cikungunya (DC). Perbedaannya, pada DC beberapa anggota keluarga dapat terserang dengan gejala yang mirip. Gejala DC adalah demam mendadak, masa demam lebih pendek, suhu lebih tinggi dibanding demam DBD, hampir selalu disertai ruam, mata kemerahan, dan nyeri sendi.3. Campak
Penyakit DBD seringkali mirip dengan penyakit campak karena timbulnya ruam pada kulit. Ruam yang terjadi dapat timbul pada saat awal panas berupa flushing, yaitu kemerahan pada daerah muka, leher dan dada. Ruam juga dapat timbul pada hari ke-4 sakit berupa bercak-bercak merah kecil seperti bercak pada penyakit campak.Namun terdapat perbedaan khas ruam pada DBD dan campak. Pada DBD, biasanya ruam akan berkurang saat hari ke 4 dan ke 5 dan akan menghilang setelah hari ke-6. Adapun pada campak, ruam timbul hari ke 3, setelah itu jumlah ruam menjadi semakin banyak. Setelah hari ke 6-7 warna merah berubah menjadi kehitaman hingga seminggu lamanya.
0 Response to "Waspadai 5 Penyakit yang Menyerupai Demam Berdarah Dengue/ DBD"
Posting Komentar