Kenali 7 Tanda Dan Gejala Penderita Demam Berdarah Dengue/ DBD
Tanda dan gejala penyakit demam berdarah sifatnya tidak khas dan spesifik. Hal tersebut, maksudnya adalah tanda dan gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi pada tiap penderita berdasarkan derajat yang dialaminya.
Pada umumnya, tanda-tanda dan gejala yang dialami oleh penderita, adalah sebagai berikut:
Pada hari ketiga sampai kelima merupakan periode kritis karena walaupun secara kasat mata sudah tampak membaik, tetapi kemungkinan kondisi bertambah buruk dapat terjadi secara tiba-tiba dan penderita jatuh dalam kondisi shock yang disebut dengue shock syndrome atau DSS.
Masa inkubasi dimulai sejak nyamuk menggigit sampai menimbulkan gejala, kurang lebih terjadi selama 13-15 hari. Setelah virus masuk ke dalam tubuh, hal yang pertama terjadi adalah viremia (darah akan mengandung virus) yang menyebabkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam, atau bintik-bintik merah pada kulit, serta dapat juga terjadi pembesaran hati dan limpa pada penderita.
Keadaan viremia tersebut juga menyebabkan terjadinya kebocoran plasma darah (yaitu keadaan ketika plasma darah keluar dari pembuluh darah). Dengan demikian, komponen darah mengalami hemokonsentrasi (pengentalan darah) dan trombositopenia (penurunan jumlah trombosit) yang menyebabkan penderita dapat dengan mudah mengalami pendarahan dalam tubuh.
Kekentalan darah tersebut dapat diketahui dari peningkatan nilai hematokrit (volume sel-sel erotrosit seluruhnya dalam 100 ml darah dan dinyatakan dalam %) yang melebihi 20 % dari nilai normal.
Oleh karena itu, penting dilakukan pemantauan kadar hematokrit dan kadar trombosit dari sampel darah si penderita.
Dari uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat tiga fase perjalanan penyakit demam berdarah dengue (DBD), yaitu fase demam (fase ini berlangsung antara 2-7 hari ), fase kritis (fase ini berlangsung antara 24-48 jam), dan fase penyembuhan (fase ini berlangsung antara 2-7 hari). Berikut akan diuraikan fase-fase tersebut, yaitu sebagai berikut:
Setelah penderita demam berdarah dengue terbebas dari demam selama 24 jam tanpa obat penurun panas, ia akan memasuki fase penyembuhan. Namun, pada penderita demam berdarah dengue (DBD) setelah fase demam selesai, justru akan memasuki fase kritis, dan pada keadaan yang lebih parah penderita akan jatuh pada keadaan shock yang disebut dengue shock syndrome.
Tidak semua penderita DBD akan mengalami fase shock. Dengan demikian, maka diperlukan tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya keadaan yang lebih parah. Tindakan yang dilakukan pada tahap awal ini penting supaya penderita tidak memasuki kondisi yang lebih buruk.
Pada keadaan ini seringkali dokter tidak menyarankan penderita untuk menjalani rawat inap. Penderita memungkinkan untuk dirawat dirumah tetapi memerlukan pengawasan yang ketat.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada perawatan pasien demam berdarah yang sedang mengalami fase ini adalah suhu tubuh penderita ; rasa mual dan muntah pada penderita serta terjadinya kejang, mimisan, dan pendarahan pada penderita.
Pada saat fase demam ini terjadi, pemberian cairan yang memadai sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan pada tubuh penderita. Pada fase ini juga diperlukan pemeriksaan laboratorium darah, yang meliputi nilai trombosit dan nilai hematokrit untuk mengontrol keadaan kesehatan penderita.
Jika sudah minum obat tetapi suhu tubuh tetap tidak menurun atau didapatkan tanda pendarahan yang lain, perlu segera dilakukan pengontrolan oleh dokter untuk ditangani lebih lanjut.
Fase kritis ini berlangsung selama kurang lebih 24-48 jam. Fase kritis merupakan fase yang sangat menentukan, karena apabila penderita berhasil melewati fase ini maka ia akan memasuki fase penyembuhan.
Tetapi, jika fase kritis ini tidak mampu diatasi (terjadi keterlambatan dalam penanganannya), maka penderita akan mengalami mual-muntah, tidak nafsu makan, dan mengalami pendarahan, oleh karena itu harus dilakukan pemantauan yang lebih intensif.
Pemantauan terhadap keadaan penderita, seperti pemeriksaan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah, harus dilakukan secara periodic atau berkala oleh perawat. Selain itu, pemantauan terhadap asupan cairan (melalui mulut ataupun infuse) dan pengeluaran cairan (pada saat buang air besar, buang air kecil, serta muntahan penderita), juga harus dicatat oleh perawat.
Jika penderita mengalami shock yang disebut dengue shock syndrome, penderita harus segera mendapatkan terapi oksigen serta infuse untuk mengganti kekurangan cairan yang disebabkan oleh kebocoran plasma darah.
Adanya kebocoran pembuluh darah ini sangatlah berbahaya karena dapat mengakibatkan gangguan peredaran darah yang berfungsi membawa oksigen dan makanan ke seluruh tubuh. Biasanya pada keadaan ini juga terjadi penurunan kadar trombosit yang memungkinkan penderita mengalami pendarahan baik melalui mulut, hidung, maupun pendarahan pada saluran pencernaan.
Pada saat kondisi ini terjadi, seringkali penderita memerlukan tranfusi darah sehingga perlu disiapkan donor darah. Apabila pemantauan nilai trombosit dan nilai hematokrit telah menunjukkan hasil yang normal atau sudah stabil, maka penderita sudah memasuki fase penyembuhan atau telah berhasil melewati fase kritis.
Pada fase ini, pemberian cairan infus biasanya mulai dihentikan, diganti dengan pemberian nutrisi melalui mulut secara optimal. Asupan makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi sangat diperlukan untuk memperbaiki daya tahan tubuh.
Bila keadaan penderita terus membaik dan tidak ditemukan adanya komplikasi, penderita biasanya diperbolehkan pulang. Sebelum pulang, biasanya dokter atau perawat akan menjelaskan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan penderita.
Pada umumnya, tanda-tanda dan gejala yang dialami oleh penderita, adalah sebagai berikut:
- Penderita mengalami demam tinggi.
- Penderita mengalami pendarahan atau bintik-bintik merah pada kulit.
- Penderita mengalami keluhan pada saluran pernafasan.
- Penderita biasanya merasakan sakit pada waktu menelan.
- Penderita mengalami keluhan pada bagian tubuh yang lain, misalnya nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang, sendi, dan ulu hati, serta pegal-pegal di seluruh tubuh.
- Penderita dapat mengalami pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening, yang akan kembali normal pada masa penyembuhan.
- Pada keadaan yang parah, penderita dapat mengalami keadaan kejang atau shock, yang dikenal dengan dengue shock syndrome atau DSS, dengan tanda-tanda sebagai berikut:
- Kulit penderita terasa lembap dan dingin.
- Tekanan darah penderita menurun.
- Denyut nadi penderita cepat dan lemah.
- Penderita mengalami nyeri perut yang hebat.
- Penderita mengalami pendarahan, baik dari mulut, hidung maupun anus ; pendarahan pada anus umumnya terlihat seperti tinja yang berwarna hitam.
- Penderita lemah dan mengalami penurunan tingkat kesadaran.
- Penderita mengalami kegelisahan.
- Mulut, hidung, dan ujung jari penderita tampak kebiru-biruan.
- Penderita tidak buang air kecil selama 4-6 jam.
Alur Perjalanan Demam Berdarah Dengue/ DBD Dalam Tubuh Manusia
Alur perjalanan penyakit ini sering menimbulkan gejala-gejala yang mengejutkan atau tidak terduga. Keadaan hilangnya demam bukan berarti penyakit ini sembuh tetapi masih perlu mendapat perhatian yang sensitif, bahkan jika penderita tampak membaik sekalipun.
Pada hari ketiga sampai kelima merupakan periode kritis karena walaupun secara kasat mata sudah tampak membaik, tetapi kemungkinan kondisi bertambah buruk dapat terjadi secara tiba-tiba dan penderita jatuh dalam kondisi shock yang disebut dengue shock syndrome atau DSS.
Masa inkubasi dimulai sejak nyamuk menggigit sampai menimbulkan gejala, kurang lebih terjadi selama 13-15 hari. Setelah virus masuk ke dalam tubuh, hal yang pertama terjadi adalah viremia (darah akan mengandung virus) yang menyebabkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam, atau bintik-bintik merah pada kulit, serta dapat juga terjadi pembesaran hati dan limpa pada penderita.
Keadaan viremia tersebut juga menyebabkan terjadinya kebocoran plasma darah (yaitu keadaan ketika plasma darah keluar dari pembuluh darah). Dengan demikian, komponen darah mengalami hemokonsentrasi (pengentalan darah) dan trombositopenia (penurunan jumlah trombosit) yang menyebabkan penderita dapat dengan mudah mengalami pendarahan dalam tubuh.
Kekentalan darah tersebut dapat diketahui dari peningkatan nilai hematokrit (volume sel-sel erotrosit seluruhnya dalam 100 ml darah dan dinyatakan dalam %) yang melebihi 20 % dari nilai normal.
Oleh karena itu, penting dilakukan pemantauan kadar hematokrit dan kadar trombosit dari sampel darah si penderita.
Dari uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat tiga fase perjalanan penyakit demam berdarah dengue (DBD), yaitu fase demam (fase ini berlangsung antara 2-7 hari ), fase kritis (fase ini berlangsung antara 24-48 jam), dan fase penyembuhan (fase ini berlangsung antara 2-7 hari). Berikut akan diuraikan fase-fase tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Fase Demam Penderita Demam Berdarah Dengue/ DBD
Pada fase ini, diperlukan pengobatan simtomatik atau pengobatan yang dilakukan untuk menghilangkan gejala saja, seperti menurunkan demam atau meningkatkan perbaikan kondisi penderita demam berdarah dengue (DBD). Selama fase demam, sulit dibedakan antara demam dengue dengan demam berdarah dengue (DBD).Setelah penderita demam berdarah dengue terbebas dari demam selama 24 jam tanpa obat penurun panas, ia akan memasuki fase penyembuhan. Namun, pada penderita demam berdarah dengue (DBD) setelah fase demam selesai, justru akan memasuki fase kritis, dan pada keadaan yang lebih parah penderita akan jatuh pada keadaan shock yang disebut dengue shock syndrome.
Tidak semua penderita DBD akan mengalami fase shock. Dengan demikian, maka diperlukan tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya keadaan yang lebih parah. Tindakan yang dilakukan pada tahap awal ini penting supaya penderita tidak memasuki kondisi yang lebih buruk.
Pada keadaan ini seringkali dokter tidak menyarankan penderita untuk menjalani rawat inap. Penderita memungkinkan untuk dirawat dirumah tetapi memerlukan pengawasan yang ketat.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada perawatan pasien demam berdarah yang sedang mengalami fase ini adalah suhu tubuh penderita ; rasa mual dan muntah pada penderita serta terjadinya kejang, mimisan, dan pendarahan pada penderita.
Pada saat fase demam ini terjadi, pemberian cairan yang memadai sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan pada tubuh penderita. Pada fase ini juga diperlukan pemeriksaan laboratorium darah, yang meliputi nilai trombosit dan nilai hematokrit untuk mengontrol keadaan kesehatan penderita.
Jika sudah minum obat tetapi suhu tubuh tetap tidak menurun atau didapatkan tanda pendarahan yang lain, perlu segera dilakukan pengontrolan oleh dokter untuk ditangani lebih lanjut.
2. Fase Kritis Penderita Demam Berdarah Dengue/ DBD
Ketika fase ini terjadi, penderita tidak memungkinkan untuk dirawat dirumah, tetapi harus dirawat di rumah sakit karena membutuhkan penanganan yang intensif. Fase ini pada umumnya dimulai pada hari 3 sampai ke 5 sejak diketahui adanya panas atau demam yang pertama kali.Fase kritis ini berlangsung selama kurang lebih 24-48 jam. Fase kritis merupakan fase yang sangat menentukan, karena apabila penderita berhasil melewati fase ini maka ia akan memasuki fase penyembuhan.
Tetapi, jika fase kritis ini tidak mampu diatasi (terjadi keterlambatan dalam penanganannya), maka penderita akan mengalami mual-muntah, tidak nafsu makan, dan mengalami pendarahan, oleh karena itu harus dilakukan pemantauan yang lebih intensif.
Pemantauan terhadap keadaan penderita, seperti pemeriksaan suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah, harus dilakukan secara periodic atau berkala oleh perawat. Selain itu, pemantauan terhadap asupan cairan (melalui mulut ataupun infuse) dan pengeluaran cairan (pada saat buang air besar, buang air kecil, serta muntahan penderita), juga harus dicatat oleh perawat.
Jika penderita mengalami shock yang disebut dengue shock syndrome, penderita harus segera mendapatkan terapi oksigen serta infuse untuk mengganti kekurangan cairan yang disebabkan oleh kebocoran plasma darah.
Adanya kebocoran pembuluh darah ini sangatlah berbahaya karena dapat mengakibatkan gangguan peredaran darah yang berfungsi membawa oksigen dan makanan ke seluruh tubuh. Biasanya pada keadaan ini juga terjadi penurunan kadar trombosit yang memungkinkan penderita mengalami pendarahan baik melalui mulut, hidung, maupun pendarahan pada saluran pencernaan.
Pada saat kondisi ini terjadi, seringkali penderita memerlukan tranfusi darah sehingga perlu disiapkan donor darah. Apabila pemantauan nilai trombosit dan nilai hematokrit telah menunjukkan hasil yang normal atau sudah stabil, maka penderita sudah memasuki fase penyembuhan atau telah berhasil melewati fase kritis.
3. Fase Penyembuhan Penderita Demam Berdarah Dengue/ DBD
Umumnya penderita DBD yang telah berhasil melewati fase kritis akan sembuh tanpa komplikasi dalam waktu kurang 24-48 jam setelah shock. Keadaan ini ditandai dengan kondisi umum penderita yang mulai membaik, nafsu makan yang mulai meningkat, dan tanda-tanda vital yang stabil (suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah).Pada fase ini, pemberian cairan infus biasanya mulai dihentikan, diganti dengan pemberian nutrisi melalui mulut secara optimal. Asupan makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi sangat diperlukan untuk memperbaiki daya tahan tubuh.
Bila keadaan penderita terus membaik dan tidak ditemukan adanya komplikasi, penderita biasanya diperbolehkan pulang. Sebelum pulang, biasanya dokter atau perawat akan menjelaskan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan penderita.
0 Response to "Kenali 7 Tanda Dan Gejala Penderita Demam Berdarah Dengue/ DBD"
Posting Komentar